PENAJATIM.COM – Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, Moreno Soeprapto, menegaskan bahwa pelaksanaan program nasional tidak bisa langsung sempurna seketika. Ia menilai, kritik dan perdebatan publik terhadap kebijakan pemerintah merupakan bagian alami dari proses penyesuaian di lapangan.
“Namanya program nasional dan baru pertama berjalan, tidak bisa langsung sesempurna itu,” ujar Moreno, Minggu (26/10/2026).
Menurutnya, beberapa kendala dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) lebih disebabkan oleh ulah oknum yang memanfaatkan situasi. Ia mencontohkan adanya penyimpangan dari pihak jasa penyedia bahan baku hingga mitra yang belum satu visi dengan pemerintah.
“Kadang di dapur itu ada oknum-oknum dari mitra penyedia bahan atau tenaga kerja yang kualitasnya belum seragam. Ini masa transisi SDM, jadi wajar kalau masih ada penyesuaian,” jelasnya.
Moreno menyebut pemerintah kini memperketat pengawasan dari hulu ke hilir. Ia menekankan pentingnya menjaga soliditas antara kepala dapur, SPPG, dan mitra agar berada dalam frekuensi kerja yang sama.


“Kami monitor secara ketat mulai dari kepala dapur sampai bahan baku yang digunakan. Kami juga berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan di bawah koordinasi pemerintah daerah,” tegasnya.
Politikus yang juga mantan pembalap itu menambahkan, program MBG disambut antusias oleh masyarakat kecil. Banyak anak penerima manfaat bahkan mengirim surat langsung kepada Presiden Prabowo Subianto sebagai bentuk terima kasih.
“Mereka sangat senang. Ada yang bilang baru sekarang bisa makan enak di sekolah karena di rumah belum tentu ada makanan,” ujarnya.
Menurut survei yang ia kutip, sekitar 80 persen masyarakat merasa puas dengan pemerintahan Prabowo. Meski begitu, Moreno menegaskan bahwa evaluasi tetap dilakukan agar program makin matang.
“Program ini terus kami perbaiki. Tidak bisa sim salabim, tapi manfaatnya sudah terasa,” imbuhnya.
Terkait isu keracunan makanan di beberapa sekolah, Moreno menyebut hal itu perlu ditelusuri secara objektif.
“Kami terbuka pada kritik. Bisa saja anak-anak keracunan karena jajan di luar sekolah, bukan dari menu MBG,” tandasnya.
Sementara itu, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat mengaku telah membentuk satgas khusus untuk mengawasi dapur MBG di wilayahnya.
“Satgas sudah kami bentuk. SOP pengawasan harus dijalankan dengan detail agar kejadian seperti kemarin tidak terulang,” kata Wahyu.
Ia juga meminta guru di sekolah penerima MBG melakukan pemeriksaan menu lebih dulu sebelum disajikan.
“Guru-guru kami minta cek makanan sebelum dibagikan, pastikan sudah sesuai ketentuan,” tutupnya.
















